1. Pernyataan
Logika proposisi sering juga disebut logika matematika. Logika proposisi
bisa juga berisi pernyataan-pernyataan(dapat tunggal maupun gabungan).
Pernyataan adalah kalimat deklarasi yang dinyataan dengan huruf-huruf kecil
misalnya: p, q, r. Pernyataan mempunyai sifat dasar yaitu dapat bernilai
benar(pernyataan benar) atau bernilai salah(pernyataan salah), tetapi tidak
mungkin memiliki sifat kedua-duanya. Pernyataan harus dibedakan dari kalimat
biasa. Tidak semua kalimat termasuk pernyataan, kalimat biasa bisa merupakan
perintah, pernyataan, kalimat yang kabur pengertiannya, atau kalimat yang
mempunyai arti ganda. Pernyataan diartikan sebagai kalimat Matematika tertutup
yang benar atau yang salah.
Contoh
Pernyataan:
p : semuan kelelawar adalah hewan
menyusui
q : 5 x 12 = 90
r : semua manusia adalah fana
s : himpunan kosong merupaakan himpunan
bagian dari setiap himpunan
t : Jakarta adalah ibukota negara
Indonesia
u : 4 + 2 = 6
Contoh
bukan Pernyataan:
1. Pandaikah dia?
2. Salinlah bacaan ini!
3. 3x – 4 = 5x + 14
4. 3 cos
+ 4 sin x
- 9 = 0, x
bilangan real


5. Dimanakah letak pulau
Bali?
6. 2 mencintai 3
2. Pernyataan Tunggal dan Majemuk
Suatu kalimat selain dibedakan atas pernyataan dan bukan pernyataan,
kalimat juga dibedakan atas pernyataan tungga dan majemuk. Pernyataan tunggal
atau pernyataan sederhana adalah pernyataan yang tidak memuat pernyataan lain
atau sebagainya. Sedangkan pernyataan majemuk dapat merupakan kalimat baru yang
diperoleh dengan cara menggabungkan beberapa pernyataan tunggal. Dua pernyataan
tunggal atau lebih dapat digabungkan menjadi sebuah kalimat baru yang merupakan
pernyataan majemuk, sedangkan tiap pernyataan bagian dari pernyataan majemuk
disebut komponen-komponen pernyataan majemuk. Komponen-komponen dari pernyatan
majemuk tersebut tidak selamanya harus pernyataan tunggal, tetapi mungkin saja
pernyataan majemuk.
Contoh:
a. Jakarta adalah ibukota negara RI
b. Merah putih adalahh warna bendera dan burung
garuda lambang negara RI
c. 2 adalah bilangan prima genap
d. Jika suatu bilangan habis dibagi dua maka bilangan
itu genap.
3. Nilai Kebenaran
Kebenaran atau kesalahan sebuah pernyataan dinamakan “Nilai Kebenaran” dari
pernyataan tersebut. Nilai kebenaran pernyataan dinyatakan p diberi lambang
(p). Jika benar
maka nilai kebenarannya B, jika salah nilai kebenarannya S. Benar salah suatu
pernyataan dapat ditentukan dengan:

a. Dasar Empiris, yaitu menetukan benar/salah
dari sebuah pernyataan berdasarkan fakta yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
1) Ibu kota Provinsi Jawa Timur adalah
Surabaya(pernyataan benar)
2) Air adalah benda padat(pernyataan salah)
b. Dasar tak Empiris, yaitu menentukan
benar/salah dari sebuah pernyataan dengan memakai bukti/perhitungan dalam
matematika.
Contoh:
1) p :
3 + 8 = 38, Maka (p) = S
2)
= 


3) Nilai x dalam persamaan 3x – 1 = 5 adalah 2 (pernyataan
benar)

3x – 1 = 5
3x =
5 – 1
3x =
6
x =


x = 2

4.
Tabel Kebenaran Pernyataan
a. Tabel Kebenaran Biasa
Yang dimaksud dengan tabel kebenaran ialah
suatu tabel yang memuat nilai kebenaran
pernyataan-pernyataan majemuk. Untuk melengkapi tabel kebenaran
pernyataan, kita harus mengetahui dulu berapa banyak pernyataan yang termuat
yang berlain dalam tabel itu. Sebagai contoh jika kita mempunyai dua pernyataan
yang berlainan, maka kemungkinannya adalah:
1) Pernyataan pertama benar, pernyataan kedua
benar
2) Pernyataan pertama benar, pernyatan kedua
salah
3) Pernyataan pertama salah, pernyataan kedua
benar
4) Pernyataan pertama salah, pernyataan kedua
salah
Pernyataan diatas dapat dilihat dalam tabel
berikut ini:
p
|
q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
Pernyataan
tersebut terdiri dari dua pernyataan tunggal yang berbeda yakni p dan q. Nilai
kebenaran kedua pernyataan tersebut dinyatakan dengan B dan jika salah
dinyatakan dengan S.
b. Tabel Kebenaran Singkat
Ada cara yang cukup baik untuk membuat tabel
kebenaran yang tidak banyak menguras energi kita. Hanya saja dituntut kemahiran
dalam cara ini, karena hasil akhir yang diharapkan yakni nilai kebenaran
pernyataan majemuk ditentukan oleh nilai kebenaran yang diwakili sebuah kolom
tertentu. Untuk membuat tabel kebenaran yang sederhana kita dapat melakukan
langkah sistematis berikut ini:
1) Kita buat kolom pernyataan tunggal yang terdiri dari huruf B sebanyak 2 buah,
dan huruf S sebanyak 2
2) Kita buat kolom pernyataan q yang terdiri dari
huruf B, S, B, S.
3) Kita buat kolom yang menghasilkan nilai
kebenaran pernyataan p٧ q.
5.
Penghubung Kalimat
Seringkali
beberapa kalimat perlu digabungkan menjadi satu kalimat yang lebih
panjang. Dalam logika dikenal 5 buah penghubung:
Arti
|
Bentuk
|
Tidak/ Not/ Negasi
|
Tidak..............
![]() |
Dan/ And/ Konjungsi
|
......... dan .........
|
Atau/ Or/ Disjungsi
|
........ atau ..........
|
Implikasi
|
Jika........ Maka..........
|
Bi- Implikasi
|
........... bila dan hanya bila...........
|
Misalkan:
p : 4
adalah bilangan genap
q : 3
adalah bilangan ganjil
maka kalimatnya “4 adalah bilangan genap dan 3
adalah bilangan ganjil” dapat dinyatakan dengan simbol p ٨ q
6.
Negasi(Ingkaran)
Negasi adalah sebuah pernyataan yang meniadakan
pernyataan yang ada. Pernyataan dapat membentuk pernyataan baru dengan menambahkan kata “tidak” didepan
pernyataan semula atau bila memungkinkan menyisipkan kata “bukan” dalam
pernyataan semula. Pernyataan baru yang diperoleh dengan cara tersebut disebut
dengan Ingkaran atau Negasi. Ingkaran (negasi) dari p dinotasikan dengan
∼ 𝑝 adalah proposisi tidak p. Ingkaran(negasi) dari p
yaitu ∼ 𝑝 bernilai salah jika
p benar, bernilai benar jika p salah.
Notasi negasi :
΄, p͞



p
|
![]() |
B
|
S
|
S
|
B
|
p
|
q
|
![]() |
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
a. Negasi pernyataan tunggal
Seperti
sudah dijelaskan di atas, negasi dari pernyataan tunggal cukup sederhana. Kita
tinggal membubuhkan kata tidak atau bukan pada pernyataan asalnya.
Contoh.
p: Bandung adalah ibukota provinsi
Jawa Barat.
Pernyataan
p di atas bernilai benar, karena memang benar Bandung merupakan ibukota
dari provinsi Jawa Barat. Negasi dari pernyataan p di atas adalah
sebagai berikut. ~p: Bandung bukan ibukota provinsi Jawa Barat. Negasi pernyataan p di atas yang dinotasikan dengan ~p
merupakan pernyataan yang salah.
b. Negasi pernyataan majemuk
Negasi dari
pernyataan majemuk adalah pernyataan majemuk yang nilai kebenarannya sama
dengan negasi dari pernyataan majemuk asalnya.
Contohnya,
negasi dari pernyataan majemuk p v q adalah ~p ^ ~q karena nilai
kebenaran ~p ^ ~q sama dengan nilai kebenaran ~(p v q) [negasi
pernyataan p v q]. Berikut
ini adalah negasi dari masing-masing pernyataan majemuk disjungsi, konjungsi,
implikasi, dan biimplikasi.
1) ~(p v q) ≡ ~p ^ ~q
2) ~(p ^ q) ≡ ~p v ~q
3) ~(p → q) ≡ p ^ ~q
4) ~(p↔q) ≡(p٨~q)٨(q٨~p)
c.
Negasi
pernyataan berkuantor
Pernyataan berkuantor adalah
pernyataan yang mengandung kuantor, yaitu kuantor universal (semua, setiap) dan
kuantor eksistensial (ada, beberapa). Negasi dari pernyataan berkuantor
dijelaskan berikut ini.
1)
~(Semua
x adalah y.) ≡ Ada x yang bukan y.
2)
~(Ada
x yang merupakan y.) ≡ Semua x bukan merupakan y.
Contoh Soal:
1) Negasi dari pernyataan "Jika
guru tidak hadir maka semua murid bersuka ria." Jawaban: Pernyataan
majemuk di atas bisa ditulis sebagai p → q dengan:
p:
Guru tidak hadir.
q:
Semua murid bersuka ria.
Negasi dari p → q adalah p ^ ~q atau ditulis ~(p → q) ≡ p
^ ~q Berarti, Negasinya menjadi "Guru tidak hadir tetapi (dan) ada murid
yang tidak bersuka ria”.
DAFTAR PUSTAKA
Ade Irma. 2015. Pengantar Dasar Matematika Himpunan
dan Logika. Kreasi Edukasi: Pekanbaru.
Drs. Jong Jek Siang, M. Sc. 2002. Matematiika Diskrit
dan Aplikasinya. Andi Offset: Yogyakarta.
Samuel Wibisono. 2008. Matematika Diskrit. Graha
Ilmu: Yogyakarta.
Drs. Yayas Kusuma.1986. Logika Matematika Elementea. Tarsito:
Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar