BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia hidup di dunia ini dalam
keadaan buta, buta mata karena meski terlihat dia membuka mata tapi tidak sama
sekali faham apa yang terjadi dengan kenyataan hidup, untuk bisa mengetahui
hakikat hidup yang sebenarnya manusia membutuhkan banyak pengarahan, pendidikan
mulai dari lahir sampai dia mati karena pendidikan dalam kehidupan itu tidaklah
ada batasnya, maka dari itu pendidikan itu penting, untuk mengetahui apa tujuan
dan akan kemana nanti setelah hidup ini berakhir.
Dalam berpendidikan manusia tidaklah
langsung bisa menangkap apa itu pendidikan yang sebenarnya, tapi masih
membutuhkan banyak sistem, teori, dan berbagai banyak macam sarana penting
lainya dalam menuntaskan makna pendidikan dalan kehidupan, dalam berbagai
pendidikan yang ada pastilah mempunyai kurikulum tersendiri untuk bisa
mengetahui rancangan seperti apa pendidikan yang akan di ajarkan dalam
pendidikan itu, dan untuk mempermudah rancangan itu maka di perlukannya sebuah
alat atau media agar nantinya tidak hanya tinggal teori dalam menjalankan
berbagai keinginan dalam dunia pendidikan.
Maka dari itu kami menyusun makalah
ini dengan tujuan untuk membrikan sedikit penjelasan tentang pengertian, ruang
lingkup, dan fungsi ilmu Pendidikan Islam.
1.2 Rumusan Masalah.
1.
Apa itu konsep dasar pendidikan Islam ?
2.
Apakah Ilmu Pendidikan Islam itu ?
1.3 Tujuan.
Memahami pelajaran Ilmu Pendidikan
Islam tentang konsep dasar pendidikan Islam dan Ilmu pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan
kebutuhan pokok bagi manusia, karena manusia di saat dilahirkan tidak
mengetahui sesuatu apapun, sebagaimana firman Allah di dalam Al Qur’an. Firman
Allah Swt:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut
ibumu, tidak mengetahui sesuatu” (Q.S 58:2)
Pendidikan
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia.
Bagaimanapun sederhana komunitas manusia memerlukan pendidikan. Maka dalam
pengertian umum, kehidupan dan komunitas tersebut akan ditentukan oleh aktivitas
pendidikan di dalamnya. Sebab pendidikan secara alami sudah merupakan kebutuhan
hidup manusia.
Dalam
perkembangannya pengertian pendidikan selalu mengalami perubahan menuju
kesempurnaan. Pada awalnya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan
yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia
menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang
dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau
mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Dan
akhirnya pendidikan berarti usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya. Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa
dalam pergaulan dengan peserta didik untuk memimpin perkembangan potensi
jasmani dan rohaninya ke arah kesempurnaan, seperti yang dirumuskan dalam
UUSPN.
2.1.2 Pengertian Pendidikan Islam
1. Pengertian
secara Etimologi.[2]
a) Tarbiyah.
Istilah ini diambil dari kata rabba-yarbu-tarbiyah yang berarti
“Tumbuh dan berkembang”.
b) Ta’lim.
Diambil dari kata “allama-yu’allimu-ta’ilmi”, diartika
sebagai pengajaran.
c) Ta’dib.
Lazimnya diterjemahkan dengan
pendidikan sopan santun, akhlak, adab, budi pekerti.
2. Penegertian
secara Termynologi.[3]
a) Muhammad
S.A Ibrahimi (Bangladesh) : “ Pendidikan Islam adalah suatu sistem pendidikan
yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan
ideologi islam, sehingga dapat dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai
dengan ajaran islam.”
b) Omar
Muhammad al-Toumi : “Pendidikan Islam adalah proses merubah tingkah laku individu dengan cara
pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi dalam masyarakat.”
2.1.2
Tujuan
Pendidikan Islam
Membicarakan
tujuan pendidikan umum memang penting. Tujuan umum itu tetap menjadi arah
pendidikan Islam. Untuk keperluan pelaksanaan pendidikan, tujuan itu harus
dirinci menjadi tujuan yang khusus, bahkan sampai ke tujuan yang operasional.
Usaha merinci tujuan umum itu sudah pernah dilakukan oleh para ahli pendidikan
Islam. Al-Syaibani misalnya, menjabarkan tujuan pendidikan Islam menjadi:[4]
- Tujuan yang berkaitan dengan individu
- Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat
- Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran
Al-Abrasyi
merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi:
- Pembinaan akhlak
- Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan di akhirat
- Penguasaan Ilmu
- Keterampilan bekerja dalam masyarakat
Bagi
Asma Hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan Islam dapat dirinci sebagai berikut:
- Tujuan keagamaan
- Tujuan pengembangan akal, akhlak
- Tujuan pengajaran kebudayaan
- Tujuan pembinaan kepribadian
Tujuannya yaitu :[5]
1) Terwujudnya insan akademik yang beriman dan bertakwa
kepada Allah SWT.
2) Terwujudnya insan kamil, yang berakhlakul karimah.
3) Terwujudnya insan yang cerdas dalam mengaji dan mengkaji
ilmu pengetahuan.
4) Terwujudnya insan yang bermanfaat untuk kehidupan orang
lain.
5) Terwujudnya insan yang sehat jasmani dan rohani.
2.1.4
Dasar-Dasar Pendidikan Islam
Dasar adalah landasan
tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar dapat berdiri kokh. Dasar suatu
bangunan, yaitu fundamen yang menjadi landasan bangunan tersebut agar tegak dan
kokoh berdiri. Demikian pula dasar pendidikan islam, yaitu fundamen yang
menjadi landasan atau asas agar pendidikan Islam dapat tegak berdiri dan tidak
mudah roboh karena tiupan angin kencang berupa ideologi yang muncul, baik di
era sekarang maupun yang akan datang.
Dasar pendidikan Islam,
menurut Nur Uhbiyati, secara garis besar ada tiga, yaitu Al Qur’an, sunnah dan
perundang-undangan yang berlaku di negara kita. Sementara itu, menurut penulis
dasar pendidikan Islam dibagi menjadi dua, yaitu dasar ideal dan dasar
operasional. Para pemikir muslim membagi sumber atau dasar nilai ideal yang
dijadikan acuan dalam pendidikan Islam menjadi empat bagian, yaitu Al Quran,
sunnah (hadis), alam semesta, dan ijtihad. Di pihak lain, dasar nilai
operasional dibagi menjadi enam, yaitu dasar historis, dasar sosial, dasar
ekonomi, dasar politik dan administratif, dasar psikologis, serta dasar
filosofis.[6]
1. Al-Qur’an
Al
Qur’an tidak begitu saja dapat mengubah dunia tanpa adanya usaha untuk
mengimplementasikannya. Dibutuhkan penafsiran untuk menggali semua ajaran yang
terkandung di dalamnya. Usaha ini kemudian dalam konteks pendidikan Islam
memunculkan nilai-nilai yang membawa misi agar umatnya mampu menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran. Indikasi utama dalam hal ini adalah surah Al-Baqarah
ayat 1.
“Dan
Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman, “Sebutkanlah kepada-Ku
nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!” (Q.S.
Al-Baqarah (2) : 31)
Dengan
demikian dapat disimpulkan, supaya manusia menemukan jati dirinya sebagai insan
yang bermartabat maka harus menyelenggarakan pendidikan. Al Qur’an merupakan
sumber pendidikan terlengkap yang mencangkup kemasyarakatan (sosial), moral
(akhlak), spritual (kerohanian), material (kejasmanian), dan alam semesta. Al
Qur’an merupakan sumber nilai yang absolut dan utuh. Eksitensinya tidak akan
pernah mengalami perubahan. Al Qur’an merupakan pedoman normatif-teoretis yang
masih memerlukan penafsiran lebih lanjut terhadap pelaksanaan operasional pendidikan
Islam.
Orientasi
pendidikan Islam dimuat di dalam Al Qur’an bagi kepentingan manusia ketika
melaksanakan amanat dari Allah. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan Islam
harus senantiasa mengacu dan berpegang pada sumber tersebut agar manusia menjadi
dinamis, kreatif, dan religius.
2. Sunnah
(Hadis)
Dari
sini dapat dilihat bagaimana posisi hadis Nabi Muhammad sebagai sumber atau
dasar pendidikan Islam yang utama setelah Al Qur’an. Eksistensinya merupakan
sumber inspirasi ilmu pengetahuan yang berisikan keputusan dan penjelasan Nabi
dari pesan-pesan Ilahiah yang tidak terdapat dalam Al Qur’an atau yang terdapat
di dalamnya tetapi masih memerlukan penjelasan lebih lanjut secara terperinci.
Oleh sebab itu, untuk memperkuat kedudukan hadis sebagai sumber inspirasi
pendidikan dan ilmu pengetahuan, dapat dilihat dari firman Allah yang
menerangkan tentang hal tersebut, yaitu sebagai berikut:
“Barangsiapa
yang menaati Rasul, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barangsiapa yang
berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka.” (QS. An-Nisa (4) : 80)
3. Alam
Semesta
Di
sepanjang sejarah kehidupan, manusia senantiasa ingin tahu bagaimana alam
semesta yang tidak bertepi ini berawal
dan kemana selanjutnya menuju. Selain itu, manusia juga ingin tahu
bagaimana cara kerja hukum yang menjaga tatanan dan keseimbangannya.
Terlepas
dari kerangka tersebut, yang cukup menarik adalah pendapat Leonard Binder yang
menyatakan bahwa antara pendidikan Islam dan era modern dapat bersesuaian. Hal
itu disebabkan nilai-nilai Islam tidak sedikit pun bertentangan dengan
peradaban modern. Oleh karena itu, umat Islam dapat memasuki kemajuan yang
telah diperoleh peradaban modern tanpa harus meninggalkan keyakinan.
4. Ijtihad
Dalam
meletakkan ijtihad sebagai sumber pendidikan Islam pada dasarnya merupakan
proses penggalian dan penetapan hukum syariat yang dilakukan oleh para mujtahid
dengan salah satunya menggunakan pendekatan nalar.
Seiring
dengan perkembangan zaman yang semakin mengglobal dan mendesak, ijtihad dalam
bidang pendidikan mutlak diperlukan. Sasarannya tidak hanya sebatas bidang
materi, kurikulum, metode, evaluasi, sarana dan prasarana, tetapi mencakup
seluruh sistem pendidikan Islam.
Dalam
dunia pendidikan, sumbangan ijtihad ikut secara aktif menata sistem pendidikan
yang dialogis. Peran dan pengarunya cukup besar dalam menetapkan suatu hukum.
Adapun ijtihad merupakan proses kerja sama yang padu. Dengan kepaduan tersebut
diharapkan lahir suatu sistem pendidikan yang utuh dan integral dalam bingkai
keagamaan.
Dengan
demikian, akan diperoleh sistem pendidikan yang kondusif, baik bagi
pengembangan kebudayaan manusia mauoun sebagai peranti dalam mengantarkan
pesaerta didik untuk dapat melaksanakan amanatnya.
2.1.5
Konsep
Pendidikan Islam
Dalam ilmu pengetahuan, konsep itu
sangat penting. Dalam konsep terdapat defenisi yang menggambarkan ciri-ciri
khusus. Pendidikan islami merupakan “sistem” pendidikan yang berdasarkan
nilai-nilai Islam. Teori-teori yang digunakan dalam pendidikan Islami yaitu
teori yang disusun berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadis.
Pendidikan Islami sebagai sistem
pendidikan membahas komponen-komponen utama pendidikan, yaitu:[7]
- Tujuan pendidikan
- Kurikulum pendidikan
- Proses belajar mengajar
- Tenaga pendidik-kependidikan
- Peserta didik
- Metode
- Saran-prasarana
- Evaluasi pembelajaran
Pendidikan
Islami harus berhasil mengembangkan mutu dengan melakukan penjaminan mutu
internal di samping penjaminan mutu eksternal. Namun, pada umumnya para
pengelola pendidikan Islami mendapat kesulitan dalam meraih mutu tertinggi
karena tidak mengenali teori-teori manajemen mutu yang cocok untuk
mengembangkan mutu pendidikan Islami. Oleh karena itu, pendidikan Islami
menjadi ukuran fundamental kemajuan umat Islam sehingga perlu dikembangkan sistem
pendidikan yang benar-benar Islami.
2.1.6 Fungsi Pendidikan Islam.
Fungsinya adalah
menyediakan segala fasilitas yang dapat memungkinkan tugas tugas pendidikan
islam tersebut tercapai dan berjalan dengan lancar.
Secara teroritis,
fungsi pendidikan islam, dijelaskan dalam al-Quran surat Al-Baqarah ayat 151,
yaitu :[8]
1).
Membacakan ayat-ayat Allah (al-Quran).
2).
Menyucikan diri yang merupakan efek langsung dari pembacaan ayat-ayat Allah
setelah mengkaji dengan penyucian diri menjauhkan diri dari syirik.
3).
Mengajarkan al-Kitab.
4).
Mengajarkan Hikmah (Hadits).
5).
Mengajarkan ilmu pengetahuan.
Menurut pendapat beberapa ilmuwan,
fungsi pendidikan islam sebagai berikut :
a.
Fungsi pengembangan.
b.
Fungsi penanaman nilai.
c.
Fungsi perbaikan.
d.
Fungsi pencegahan.
e.
Fungsi pengajaran.
f.
Fungsi penyaluran.
2.1.7
Ruang lingkup Pendidikan Islam
Dalam Konstitusi negara
indonesia dikatakan bahwa, pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional yang meningkatkan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang undang.
Untuk melaksanakan
amanat ini, melalui proses yang panjang akhirnya pada tanggal 11 juni 2003
disahkan undang-undang sistem pendidikan nasional dalam sidang paripurna DPR-RI
pada tanggal 18 juli 2003 ditandatangani oleh presiden, dengan nomor 20 tahun
2003.
Dalam UU RI nomor 20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan sebagai usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana.
Ruang lingkup pendidikan didalam
pandangan islam tidak hanya terbatas pada pendidikan agama dan tidak pula
terbatas pada pendidik duniawi saja, tetapi setiap individu dari umat islam
supaya bekerja untuk agama.
Menurut Deswati dan
Linda Herdis, ruang lingkup pendidikan islam yaitu: segi sifat, corak kajian,
dan segi komponennya yang meliputi: tujuan, kurikulum, proses belajar mangajar,
guru, murid, manajemen, lingkungan, sarana dan prasarana, biaya dan evaluasi.
Dengan demikian,
pendidikan islam memiliki ruang lingkup yang luas dan lintas dimensi, yaitu
dimensi didunia dan di akhirat, oleh karena itu, ruang lingkup pendidikan islam
yang mengandung aspek definisi, landasan dan sumber pendidikan, tujuan
pendidikan, hakikat manusia dan alam.
2.2
Ilmu
Pendidikan Islam
2.2.1
Defini Ilmu
Pendidikan Islam
Dalam bahasa latin ilmu
disebut logos, dalam bahasa arab
yaitu ‘allama, sedangkan dalam bahsa
indonesia disebut pengetahuan. Menurut terminology, ilmu adalah kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dan menggunakan beberapa metode atau konsep yang bersifat ilmiah.
Sehingga Ilmu Pendidikan Islam itu ialah kumpulan beberapa pengetahuan yang
tersusukan secara sistematis dan menggunakan beberapa metode yang bersifat
ilmiah yang membahas tentang pendidikan berdasarkan islam.[9]
2.2.2
Teori Ilmu Pendidikan Islam.
Teori itu haaruslah
menjelaskan adanya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang
lain. Misalnya kita mengatakan bahwa murid yang jumlah kecil lebih efektif
diajari dibandingkan dengan murid yang lebih banyak. Pertama, apa hubungannya
antara jumlah murid dengan keefektifan pengajaran? Hubungannya adalah jumlah
murid yang kecil lebih mudah
diperhatikan oleh guru daripada jumlah murid yang besar, perhatian guru lebih
mudah terpusat kepada jumlah murid yang kecil, karena itu pengajaran untuk
jumlah murid yang kecil akan lebih efektif daripada pengajaran bagi jumlah yang
besar .
Teori teori dalam ilmu
pendidikan islami seharusnya memiliki sifat sifat seperti ini bila ia ingin
disebut ilmu. Teori teorinya harus logis
dan empiris, sedangkan teori teori dalam filsafat pendidikan islami cukup
memenuhi pengujian logis saja dan hanya
logis. Untuk ilmu pendidikan islami dan filsafat pendidikan islami disyaratkan
tidak berlawanan dengan jiwa al-Quran dan Hadits.
2.2.3
Dasar Ilmu Pendidikan Islami.
Muslim meyakini bahwa
kehidupan tidak dapat diserahkan seluruhnya kepada kemampuan akal, atau kepada
kemauan manusia, baik manusia secara pribadi ataupun manusia dalam arti
keseluruhan manusia. Dalam hal ini, pandangan muslim itu betolak belakang
dengan humanisme yang mengajarkan bahwa akal manusia telah mencukupi untuk
mengatur dunia dan kehidupan manusia, dan karena agama itu tidak diperlukan.
Pandangan muslim itu tidak juga dapat dikatakan seratus persen hanya
berdasarkan keyakinan. Dasar akliahnya ada juga, sekalipun tidak begitu kuat.
Aturan
yang mengatur itu haruslah aturan yang pasti benarnya. Muslim meyakini itu
adalah Tuhan. Jadi aturan tuhan itulah yang harus digunakan dalam kehidupan ini
karena aturan itu pasti benarnya. Setelahnya itu, kita harus mencari dan
menemukan aturan Tuhan tersebut. Aturan Tuhan itu pokok pokok ada di dalam
Kitab Tuhan yang biasanya disebut Kitab Suci. Tugas selanjutnya adalah
menetapkan yang mana hadits Nabi yang benar benar Hadits berasal dari nabi, dengan
kata lain, menentukan yang mana hadits
yang sahih ini sebenarnya dan yang mana hadits yang tidak sahih.[10]
2.2.4
Fungsi Ilmu Pendidikan islam.
Ilmu Pendidikan Islam
mempunya arti dan pran penting dalam kehidupan. Hal tersebut disebabkan ilmu
pendidikan islam memiliki fungsi sebagai
berikut : 1) Melakukan pembuktian terhadap teori teori kependidikan islam yang
merangkum aspirasi dan cita cita islam yang harus diikhtiarkan agar menjadi
kenyataan; 2) Memberikan bahan bahan informasi tentang pelaksanaan pendidikan
dalam segala aspek bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang pendidikan islam;
dan 3) Menjadi pengoreksi terhadap kekurangan teori teori yang terdapat dalam
ilmu pendidikan islam, sehingga kemungkinan pertemuan antar teori dan praktek
semakin dekat dan hubungan antar keduanya semakin bersifat interaktif. Adapun fungsi ilmu pendidikan islam
menurut para pakar antara lain :[11]
1.
Menumbuhkan kebiasaan dalam melakukan
amal ibadah serta akhlak mulia.
2.
Mendorong tumbuhnya iman yang kuat.
3.
Mendorong tumbuhnya semangat untuk
mengolah alam sekitar sebagai anugerah dari Allah SWT kepada manusia.
4.
Menyiapkan generasi muda untuk memegang
peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang.
5.
Memudahkan ilmu pengetahuan yang
bersangkutan dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi
muda.
6.
Memudahkan nilai nilai yang bertujuan
memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi
kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban.
2.2.5
Sejarah
Munculnya Ilmu Pendidikan Islam.
Sejarah
dalam pendidikan kita telah mengutarakan empat periode penting, yaitu periode
pembinaan yang meliputi zaman Rasulullah saw dan sahabat-sahabat sampai akhir
kerajaan Ummaiyah, periode keemasan yang meliputi kerajaan Abbasiah sehingga
jatuhnya kota Bagdad ke tangan orang-orang Mongol, periode kehancuran dan
keruntuhan yang dimulai dengan naiknya kerajaan Utsmaniyah sampai masuknya
penjajahan Barat, dan periode terakhir adalah semenjak terpecah-pecahnya
negara-negara Islam keberbagai negara jabatan sampai sekarang.[12]
Muncul pada saat
Muhammad diangkat menjadi rasul. Secara otomatis, pengajaran itu identik dengan
penyampaian dakwah. Pendidikan Islam tersebut pada dasarnya dilaksanakan dalam
upaya merespon kehendak umat islam pada saat itu dan pada masa yang akan
datang.
Periode perumbuhan dan
pembinaan Pendidikan Islam berlangsung lebih kurang 23 tahun semenjak beliau
menerima wahyu pertama sebagai tanda kerasulannya sampai beliau wafat.
Sementara itu kegiatan
pendidikan islam di Indonesia yang lahir tumbuh serta berkembang bersamaan
dengan masuknya dan berkembang Islam di Indonesia. Keberhasilan dan
kemajuan pendidikan di masa kerajaan
Islam di Aceh, tidak terlepas dari pengaruh Sultan yang berkuasa dan peran para
ulama serta pujangga , baik dari luar maupun setempat, seperti peran tokoh
pendidikan Hazah Fansuri, Syamsudin As-Sumatrani, dan Syaeh Nuruddin A-Raniri, yang menghasilkan karya-karya besar
sehingga menjadikan Aceh sebagai pusat pengkajian Islam.[13]
2.2.6
Objek Ilmu Pendidikan Islam.
Objek
Ilmu Pendidikan Islam adalah situasi pendidikan yang terdapat pada dunia
pengalaman. Di antara objek atau segi
ilmu pendidikan islam dalam situasi
pendidikan islam ialah :[14]
1.
Perbuatan didik itu sendiri, yaitu
seluruh kegiatan, tindakan atau perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh
pendidik sewaktu menghadapi atau mengasuh anak didik. Atau dengan istilah lain
yaitu, sikap atau tindakan menuntun.
2.
Anak didik, yaitu pihak yang merupakan
objek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan perbuatan atau tindakan
mendidik itu diadakan atau dilakukan hanyalah untuk membawa anak didik kearah
tujuan pendidikan islam yang kita cita citakan.
3.
Dasar dan tujuan pendidikan islam, yaitu
landasan yang menjadi fundamen serta sumber dari segala kegiatan pendidikan
islam itu dilakukan.
4.
Pendidik, yaitu subjek yang melaksanakan
pendidikan islam, dan pendidik ini mempunyai peranan penting terhadap
berlangsungnya pendidikan.
5.
Materi pendidikan islam, yaitu
bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu agama islam yang disusun
sedemikian rupa dengan susunan yang lazim tetapi logis untuk disajikan atau
disampaikan kepada anak didik.
6.
Metode pendidikan islam, yaitu cara yang
tepat dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan
islam kepada anak didik. Metode disini mengemukakan bagaimana mengolah,
menyusun dan menyajikan materi pendidikan islam agar materi pendidikan islam
tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik.
2.2.7 Struktur Ilmu Pendidikan Islam.
Struktur adalah
komponen atau bagian bagian yang saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya. Ilmu pendidikan islam disebut dengan ilmu interdisipliner artinya ilmu
pendidikan islam tidak berdirinya sendiri.
Objek ilmu pendidikan
islam adalah pemikiran atau komponennya yang meliputi : 1) Ilmu pikir manusia
dan cara berpikirnya yang melahirkan ilmu filsafat Pendidikan Islam; 2) Gejala
gejala kejiwaan yang berkaitan dengan kemasyarakatan atau sosial yang
melahirkan ilmu Sosiologi atau Antropologi Pendidikan Islam; 3) Perjalanan umat
manusia yang melahirkan Ilmu Sejarah Pendidikan Islam; 4) Gejala- gejala
kejiwaan yang bersifat abstrak yang melahirkan Ilmu Psikologi Pendidikan Islam.[15]
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Pendidikan adalah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam konteks keislaman,
pendidikan dapat disandarkan pada kata
tarbiyah,
ta’ lim, dan ta’ dib. Tarbiyah
mengandung arti mengasuh, merawat, dan sebagainya,
sehingga beberapa ahli menyebutkan bahwa kata tarbiyah hanya menyentuh sisi
material seseorang, belum meliputi sisi spiritualnya. Sedangkan kata
ta’ lim mengandung arti pembelajaran. Kata ta’ lim lebih menunjuk kepada penekanan pada
transfer ilmu pengetahuan dengan menekankan pada pengajaran yang hanya
menyentuh aspek kognitif peserta didik. Sedangkan kata
ta’ dib mengandung arti membimbing, dan diangggap kata ini mencakup
sisi material dan spiritual seseorang, sehingga beberapa ahli menganggap bahwa
kata ta’ dib lah yang peling
tepat untuk mengartikan pendidikan dalam Islam.
Ilmu pendidikan Islam berisi
teori-teori pendidikan berdasarkan Islam. Dengan demikian dapat pula dikatakan
bahwa ilmu pendidikan Islam adalah kumpulan teori pendidikan yang didasarkan pada
ajaran agama Islam yang berlandaskan Al-Qur’an, Hadits, dan akal (pemikiran)
yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Maka teori dalam ilmu
pendidikan Islam harus disertai dengan ketiga hal tersebut.
3.2
Saran
Keterbatasan penyusun dalam menyusun makalah, membuat
hal-hal yang mendetail kurang tersentuh oleh penyusu, dan yakin bahwasanya
masih banyak hal-hal yang belum penyusun temukan sehingga pembahasan makalah
ini menjadi kurang mendalam. Oleh karenanya penyusun menyarankan agar pembaca melebarkan
wawasannya lagi tentang hal-hal yang berkenaan dengan pembahasan Ilmu
Pendidikan Islam, dengan menemukan dan membaca langsung referensi-referensi
yang berkaitan dengan hal tersebut.
Dr. H. Muhammad Syaifudin, M.Ag. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam.
Ahmad Tafsir, Ilmu pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1992)
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2013),
Deden Makbuloh, Pendidikan Islam dan Sistem Penjamin Mutu, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016)
Ahmad Tafsir, Ilmu pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1992)
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2013),
Deden Makbuloh, Pendidikan Islam dan Sistem Penjamin Mutu, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar