Senin, 26 Maret 2018

Makalah Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam dan Pendidikan Islam


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manusia hidup di dunia ini dalam keadaan buta, buta mata karena meski terlihat dia membuka mata tapi tidak sama sekali faham apa yang terjadi dengan kenyataan hidup, untuk bisa mengetahui hakikat hidup yang sebenarnya manusia membutuhkan banyak pengarahan, pendidikan mulai dari lahir sampai dia mati karena pendidikan dalam kehidupan itu tidaklah ada batasnya, maka dari itu pendidikan itu penting, untuk mengetahui apa tujuan dan akan kemana nanti setelah hidup ini berakhir.
Dalam berpendidikan manusia tidaklah langsung bisa menangkap apa itu pendidikan yang sebenarnya, tapi masih membutuhkan banyak sistem, teori, dan berbagai banyak macam sarana penting lainya dalam menuntaskan makna pendidikan dalan kehidupan, dalam berbagai pendidikan yang ada pastilah mempunyai kurikulum tersendiri untuk bisa mengetahui rancangan seperti apa pendidikan yang akan di ajarkan dalam pendidikan itu, dan untuk mempermudah rancangan itu maka di perlukannya sebuah alat atau media agar nantinya tidak hanya tinggal teori dalam menjalankan berbagai keinginan dalam dunia pendidikan.
Maka dari itu kami menyusun makalah ini dengan tujuan untuk membrikan sedikit penjelasan tentang pengertian, ruang lingkup, dan fungsi ilmu Pendidikan Islam.

1.2    Rumusan Masalah.
1.      Apa itu konsep dasar pendidikan Islam ?
2.      Apakah Ilmu Pendidikan Islam itu ?

1.3  Tujuan.
Memahami pelajaran Ilmu Pendidikan Islam tentang konsep dasar pendidikan Islam dan Ilmu pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Konsep Dasar Pendidikan Islam
2.1.1         Hakekat Pendidikan[1]
Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, karena manusia di saat dilahirkan tidak mengetahui sesuatu apapun, sebagaimana firman Allah di dalam Al Qur’an. Firman Allah Swt:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu, tidak mengetahui sesuatu” (Q.S 58:2)
            Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Bagaimanapun sederhana komunitas manusia memerlukan pendidikan. Maka dalam pengertian umum, kehidupan dan komunitas tersebut akan ditentukan oleh aktivitas pendidikan di dalamnya. Sebab pendidikan secara alami sudah merupakan kebutuhan hidup manusia.
            Dalam perkembangannya pengertian pendidikan selalu mengalami perubahan menuju kesempurnaan. Pada awalnya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dalam perkembangan selanjutnya, pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
            Dan akhirnya pendidikan berarti usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Dengan demikian pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan peserta didik untuk memimpin perkembangan potensi jasmani dan rohaninya ke arah kesempurnaan, seperti yang dirumuskan dalam UUSPN.


2.1.2    Pengertian Pendidikan Islam
1.      Pengertian secara Etimologi.[2]
a)      Tarbiyah.
Istilah ini diambil dari kata rabba-yarbu-tarbiyah yang berarti “Tumbuh dan berkembang”.
b)      Ta’lim.
Diambil dari kata “allama-yu’allimu-ta’ilmi”, diartika sebagai pengajaran.
c)      Ta’dib.
Lazimnya diterjemahkan dengan pendidikan sopan santun, akhlak, adab, budi pekerti.
2.      Penegertian secara Termynologi.[3]
a)      Muhammad S.A Ibrahimi (Bangladesh) : “ Pendidikan Islam adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi islam, sehingga dapat dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran islam.”
b)      Omar Muhammad al-Toumi : “Pendidikan Islam adalah proses  merubah tingkah laku individu dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi dalam masyarakat.”
2.1.2        Tujuan Pendidikan Islam
Membicarakan tujuan pendidikan umum memang penting. Tujuan umum itu tetap menjadi arah pendidikan Islam. Untuk keperluan pelaksanaan pendidikan, tujuan itu harus dirinci menjadi tujuan yang khusus, bahkan sampai ke tujuan yang operasional. Usaha merinci tujuan umum itu sudah pernah dilakukan oleh para ahli pendidikan Islam. Al-Syaibani misalnya, menjabarkan tujuan pendidikan Islam menjadi:[4]
  1. Tujuan yang berkaitan dengan individu
  2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat
  3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran
Al-Abrasyi merinci tujuan akhir pendidikan islam menjadi:
  1. Pembinaan akhlak
  2. Menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan di akhirat
  3. Penguasaan Ilmu
  4. Keterampilan bekerja dalam masyarakat
Bagi Asma Hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan Islam dapat dirinci sebagai berikut:
  1. Tujuan keagamaan
  2. Tujuan pengembangan akal, akhlak
  3. Tujuan pengajaran kebudayaan
  4. Tujuan pembinaan kepribadian
Tujuannya yaitu :[5]
1)      Terwujudnya  insan akademik yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
2)      Terwujudnya  insan kamil, yang berakhlakul karimah.
3)      Terwujudnya  insan yang cerdas dalam mengaji dan mengkaji ilmu pengetahuan.
4)      Terwujudnya  insan yang bermanfaat untuk kehidupan orang lain.
5)      Terwujudnya  insan yang sehat jasmani dan rohani.

2.1.4    Dasar-Dasar Pendidikan Islam
Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar dapat berdiri kokh. Dasar suatu bangunan, yaitu fundamen yang menjadi landasan bangunan tersebut agar tegak dan kokoh berdiri. Demikian pula dasar pendidikan islam, yaitu fundamen yang menjadi landasan atau asas agar pendidikan Islam dapat tegak berdiri dan tidak mudah roboh karena tiupan angin kencang berupa ideologi yang muncul, baik di era sekarang maupun yang akan datang.
Dasar pendidikan Islam, menurut Nur Uhbiyati, secara garis besar ada tiga, yaitu Al Qur’an, sunnah dan perundang-undangan yang berlaku di negara kita. Sementara itu, menurut penulis dasar pendidikan Islam dibagi menjadi dua, yaitu dasar ideal dan dasar operasional. Para pemikir muslim membagi sumber atau dasar nilai ideal yang dijadikan acuan dalam pendidikan Islam menjadi empat bagian, yaitu Al Quran, sunnah (hadis), alam semesta, dan ijtihad. Di pihak lain, dasar nilai operasional dibagi menjadi enam, yaitu dasar historis, dasar sosial, dasar ekonomi, dasar politik dan administratif, dasar psikologis, serta dasar filosofis.[6]
1.      Al-Qur’an
Al Qur’an tidak begitu saja dapat mengubah dunia tanpa adanya usaha untuk mengimplementasikannya. Dibutuhkan penafsiran untuk menggali semua ajaran yang terkandung di dalamnya. Usaha ini kemudian dalam konteks pendidikan Islam memunculkan nilai-nilai yang membawa misi agar umatnya mampu menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Indikasi utama dalam hal ini adalah surah Al-Baqarah ayat 1.
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman, “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!” (Q.S. Al-Baqarah (2) : 31)

Dengan demikian dapat disimpulkan, supaya manusia menemukan jati dirinya sebagai insan yang bermartabat maka harus menyelenggarakan pendidikan. Al Qur’an merupakan sumber pendidikan terlengkap yang mencangkup kemasyarakatan (sosial), moral (akhlak), spritual (kerohanian), material (kejasmanian), dan alam semesta. Al Qur’an merupakan sumber nilai yang absolut dan utuh. Eksitensinya tidak akan pernah mengalami perubahan. Al Qur’an merupakan pedoman normatif-teoretis yang masih memerlukan penafsiran lebih lanjut terhadap pelaksanaan operasional pendidikan Islam.
Orientasi pendidikan Islam dimuat di dalam Al Qur’an bagi kepentingan manusia ketika melaksanakan amanat dari Allah. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan Islam harus senantiasa mengacu dan berpegang pada sumber tersebut agar manusia menjadi dinamis, kreatif, dan religius.
2.      Sunnah (Hadis)
Dari sini dapat dilihat bagaimana posisi hadis Nabi Muhammad sebagai sumber atau dasar pendidikan Islam yang utama setelah Al Qur’an. Eksistensinya merupakan sumber inspirasi ilmu pengetahuan yang berisikan keputusan dan penjelasan Nabi dari pesan-pesan Ilahiah yang tidak terdapat dalam Al Qur’an atau yang terdapat di dalamnya tetapi masih memerlukan penjelasan lebih lanjut secara terperinci. Oleh sebab itu, untuk memperkuat kedudukan hadis sebagai sumber inspirasi pendidikan dan ilmu pengetahuan, dapat dilihat dari firman Allah yang menerangkan tentang hal tersebut, yaitu sebagai berikut:
“Barangsiapa yang menaati Rasul, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (QS. An-Nisa (4) : 80)
3.      Alam Semesta
Di sepanjang sejarah kehidupan, manusia senantiasa ingin tahu bagaimana alam semesta yang tidak bertepi ini berawal  dan kemana selanjutnya menuju. Selain itu, manusia juga ingin tahu bagaimana cara kerja hukum yang menjaga tatanan dan keseimbangannya.
Terlepas dari kerangka tersebut, yang cukup menarik adalah pendapat Leonard Binder yang menyatakan bahwa antara pendidikan Islam dan era modern dapat bersesuaian. Hal itu disebabkan nilai-nilai Islam tidak sedikit pun bertentangan dengan peradaban modern. Oleh karena itu, umat Islam dapat memasuki kemajuan yang telah diperoleh peradaban modern tanpa harus meninggalkan keyakinan.
4.      Ijtihad
Dalam meletakkan ijtihad sebagai sumber pendidikan Islam pada dasarnya merupakan proses penggalian dan penetapan hukum syariat yang dilakukan oleh para mujtahid dengan salah satunya menggunakan pendekatan nalar.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin mengglobal dan mendesak, ijtihad dalam bidang pendidikan mutlak diperlukan. Sasarannya tidak hanya sebatas bidang materi, kurikulum, metode, evaluasi, sarana dan prasarana, tetapi mencakup seluruh sistem pendidikan Islam.
Dalam dunia pendidikan, sumbangan ijtihad ikut secara aktif menata sistem pendidikan yang dialogis. Peran dan pengarunya cukup besar dalam menetapkan suatu hukum. Adapun ijtihad merupakan proses kerja sama yang padu. Dengan kepaduan tersebut diharapkan lahir suatu sistem pendidikan yang utuh dan integral dalam bingkai keagamaan.
Dengan demikian, akan diperoleh sistem pendidikan yang kondusif, baik bagi pengembangan kebudayaan manusia mauoun sebagai peranti dalam mengantarkan pesaerta didik untuk dapat melaksanakan amanatnya.



2.1.5    Konsep Pendidikan Islam
            Dalam ilmu pengetahuan, konsep itu sangat penting. Dalam konsep terdapat defenisi yang menggambarkan ciri-ciri khusus. Pendidikan islami merupakan “sistem” pendidikan yang berdasarkan nilai-nilai Islam. Teori-teori yang digunakan dalam pendidikan Islami yaitu teori yang disusun berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadis.
            Pendidikan Islami sebagai sistem pendidikan membahas komponen-komponen utama pendidikan, yaitu:[7]
  1. Tujuan pendidikan
  2. Kurikulum pendidikan
  3. Proses belajar mengajar
  4. Tenaga pendidik-kependidikan
  5. Peserta didik
  6. Metode
  7. Saran-prasarana
  8. Evaluasi pembelajaran
Pendidikan Islami harus berhasil mengembangkan mutu dengan melakukan penjaminan mutu internal di samping penjaminan mutu eksternal. Namun, pada umumnya para pengelola pendidikan Islami mendapat kesulitan dalam meraih mutu tertinggi karena tidak mengenali teori-teori manajemen mutu yang cocok untuk mengembangkan mutu pendidikan Islami. Oleh karena itu, pendidikan Islami menjadi ukuran fundamental kemajuan umat Islam sehingga perlu dikembangkan sistem pendidikan yang benar-benar Islami.
2.1.6    Fungsi Pendidikan Islam.
Fungsinya adalah menyediakan segala fasilitas yang dapat memungkinkan tugas tugas pendidikan islam tersebut tercapai dan berjalan dengan lancar.
Secara teroritis, fungsi pendidikan islam, dijelaskan dalam al-Quran surat Al-Baqarah ayat 151, yaitu :[8]
1). Membacakan ayat-ayat Allah (al-Quran).
2). Menyucikan diri yang merupakan efek langsung dari pembacaan ayat-ayat Allah setelah mengkaji dengan penyucian diri menjauhkan diri dari syirik.
3). Mengajarkan al-Kitab.
4). Mengajarkan Hikmah (Hadits).
5). Mengajarkan ilmu pengetahuan.
Menurut pendapat beberapa ilmuwan, fungsi pendidikan islam sebagai berikut :
a. Fungsi pengembangan.
b. Fungsi penanaman nilai.
c. Fungsi perbaikan.
d. Fungsi pencegahan.
e. Fungsi pengajaran.
f. Fungsi penyaluran.

2.1.7    Ruang lingkup Pendidikan Islam
Dalam Konstitusi negara indonesia dikatakan bahwa, pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang undang.
Untuk melaksanakan amanat ini, melalui proses yang panjang akhirnya pada tanggal 11 juni 2003 disahkan undang-undang sistem pendidikan nasional dalam sidang paripurna DPR-RI pada tanggal 18 juli 2003 ditandatangani oleh presiden, dengan nomor 20 tahun 2003.
Dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana.
Ruang lingkup pendidikan didalam pandangan islam tidak hanya terbatas pada pendidikan agama dan tidak pula terbatas pada pendidik duniawi saja, tetapi setiap individu dari umat islam supaya bekerja untuk agama.
Menurut Deswati dan Linda Herdis, ruang lingkup pendidikan islam yaitu: segi sifat, corak kajian, dan segi komponennya yang meliputi: tujuan, kurikulum, proses belajar mangajar, guru, murid, manajemen, lingkungan, sarana dan prasarana, biaya dan evaluasi.
Dengan demikian, pendidikan islam memiliki ruang lingkup yang luas dan lintas dimensi, yaitu dimensi didunia dan di akhirat, oleh karena itu, ruang lingkup pendidikan islam yang mengandung aspek definisi, landasan dan sumber pendidikan, tujuan pendidikan, hakikat manusia dan alam.

2.2    Ilmu Pendidikan Islam
2.2.1                                Defini Ilmu Pendidikan Islam
Dalam bahasa latin ilmu disebut logos, dalam bahasa arab yaitu ‘allama, sedangkan dalam bahsa indonesia disebut pengetahuan. Menurut terminology, ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun  secara sistematis dan menggunakan beberapa metode atau konsep yang bersifat ilmiah. Sehingga Ilmu Pendidikan Islam itu ialah kumpulan beberapa pengetahuan yang tersusukan secara sistematis dan menggunakan beberapa metode yang bersifat ilmiah yang membahas tentang pendidikan berdasarkan islam.[9]

2.2.2    Teori Ilmu Pendidikan Islam.
Teori itu haaruslah menjelaskan adanya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Misalnya kita mengatakan bahwa murid yang jumlah kecil lebih efektif diajari dibandingkan dengan murid yang lebih banyak. Pertama, apa hubungannya antara jumlah murid dengan keefektifan pengajaran? Hubungannya adalah jumlah murid  yang kecil lebih mudah diperhatikan oleh guru daripada jumlah murid yang besar, perhatian guru lebih mudah terpusat kepada jumlah murid yang kecil, karena itu pengajaran untuk jumlah murid yang kecil akan lebih efektif daripada pengajaran bagi jumlah yang besar .
Teori teori dalam ilmu pendidikan islami seharusnya memiliki sifat sifat seperti ini bila ia ingin disebut ilmu.  Teori teorinya harus logis dan empiris, sedangkan teori teori dalam filsafat pendidikan islami cukup memenuhi pengujian  logis saja dan hanya logis. Untuk ilmu pendidikan islami dan filsafat pendidikan islami disyaratkan tidak berlawanan dengan jiwa al-Quran dan Hadits.

2.2.3    Dasar Ilmu Pendidikan Islami.
Muslim meyakini bahwa kehidupan tidak dapat diserahkan seluruhnya kepada kemampuan akal, atau kepada kemauan manusia, baik manusia secara pribadi ataupun manusia dalam arti keseluruhan manusia. Dalam hal ini, pandangan muslim itu betolak belakang dengan humanisme yang mengajarkan bahwa akal manusia telah mencukupi untuk mengatur dunia dan kehidupan manusia, dan karena agama itu tidak diperlukan. Pandangan muslim itu tidak juga dapat dikatakan seratus persen hanya berdasarkan keyakinan. Dasar akliahnya ada juga, sekalipun tidak begitu kuat.
            Aturan yang mengatur itu haruslah aturan yang pasti benarnya. Muslim meyakini itu adalah Tuhan. Jadi aturan tuhan itulah yang harus digunakan dalam kehidupan ini karena aturan itu pasti benarnya. Setelahnya itu, kita harus mencari dan menemukan aturan Tuhan tersebut. Aturan Tuhan itu pokok pokok ada di dalam Kitab Tuhan yang biasanya disebut Kitab Suci. Tugas selanjutnya adalah menetapkan yang mana hadits Nabi yang benar benar Hadits berasal dari nabi, dengan kata lain, menentukan yang mana  hadits yang sahih ini sebenarnya dan yang mana hadits yang tidak sahih.[10]

2.2.4    Fungsi Ilmu Pendidikan islam.
Ilmu Pendidikan Islam mempunya arti dan pran penting dalam kehidupan. Hal tersebut disebabkan ilmu pendidikan islam memiliki  fungsi sebagai berikut : 1) Melakukan pembuktian terhadap teori teori kependidikan islam yang merangkum aspirasi dan cita cita islam yang harus diikhtiarkan agar menjadi kenyataan; 2) Memberikan bahan bahan informasi tentang pelaksanaan pendidikan dalam segala aspek bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang pendidikan islam; dan 3) Menjadi pengoreksi terhadap kekurangan teori teori yang terdapat dalam ilmu pendidikan islam, sehingga kemungkinan pertemuan antar teori dan praktek semakin dekat dan hubungan antar keduanya semakin bersifat interaktif. Adapun fungsi ilmu pendidikan islam menurut para pakar antara lain :[11]
1.      Menumbuhkan kebiasaan dalam melakukan amal ibadah serta akhlak mulia.
2.      Mendorong tumbuhnya iman yang kuat.
3.      Mendorong tumbuhnya semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugerah dari Allah SWT kepada manusia.
4.      Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang.
5.      Memudahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.
6.      Memudahkan nilai nilai yang bertujuan memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu masyarakat dan peradaban.

2.2.5                      Sejarah Munculnya Ilmu Pendidikan Islam.
Sejarah dalam pendidikan kita telah mengutarakan empat periode penting, yaitu periode pembinaan yang meliputi zaman Rasulullah saw dan sahabat-sahabat sampai akhir kerajaan Ummaiyah, periode keemasan yang meliputi kerajaan Abbasiah sehingga jatuhnya kota Bagdad ke tangan orang-orang Mongol, periode kehancuran dan keruntuhan yang dimulai dengan naiknya kerajaan Utsmaniyah sampai masuknya penjajahan Barat, dan periode terakhir adalah semenjak terpecah-pecahnya negara-negara Islam keberbagai negara jabatan sampai sekarang.[12]
Muncul pada saat Muhammad diangkat menjadi rasul. Secara otomatis, pengajaran itu identik dengan penyampaian dakwah. Pendidikan Islam tersebut pada dasarnya dilaksanakan dalam upaya merespon kehendak umat islam pada saat itu dan pada masa yang akan datang.
Periode perumbuhan dan pembinaan Pendidikan Islam berlangsung lebih kurang 23 tahun semenjak beliau menerima wahyu pertama sebagai tanda kerasulannya sampai beliau wafat.
Sementara itu kegiatan pendidikan islam di Indonesia yang lahir tumbuh serta berkembang bersamaan dengan masuknya dan berkembang Islam di Indonesia. Keberhasilan dan kemajuan  pendidikan di masa kerajaan Islam di Aceh, tidak terlepas dari pengaruh Sultan yang berkuasa dan peran para ulama serta pujangga , baik dari luar maupun setempat, seperti peran tokoh pendidikan Hazah Fansuri, Syamsudin As-Sumatrani, dan Syaeh Nuruddin  A-Raniri, yang menghasilkan karya-karya besar sehingga menjadikan Aceh sebagai pusat pengkajian Islam.[13]

2.2.6    Objek Ilmu Pendidikan Islam.
Objek Ilmu Pendidikan Islam adalah situasi pendidikan yang terdapat pada dunia pengalaman.  Di antara objek atau segi ilmu  pendidikan islam dalam situasi pendidikan islam ialah :[14]
1.      Perbuatan didik itu sendiri, yaitu seluruh kegiatan, tindakan atau perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidik sewaktu menghadapi atau mengasuh anak didik. Atau dengan istilah lain yaitu, sikap atau tindakan menuntun.
2.      Anak didik, yaitu pihak yang merupakan objek terpenting dalam pendidikan. Hal ini disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu diadakan atau dilakukan hanyalah untuk membawa anak didik kearah tujuan pendidikan islam yang kita cita citakan.
3.      Dasar dan tujuan pendidikan islam, yaitu landasan yang menjadi fundamen serta sumber dari segala kegiatan pendidikan islam itu dilakukan.
4.      Pendidik, yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan islam, dan pendidik ini mempunyai peranan penting terhadap berlangsungnya pendidikan.
5.      Materi pendidikan islam, yaitu bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar ilmu agama islam yang disusun sedemikian rupa dengan susunan yang lazim tetapi logis untuk disajikan atau disampaikan kepada anak didik.
6.      Metode pendidikan islam, yaitu cara yang tepat dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan islam kepada anak didik. Metode disini mengemukakan bagaimana mengolah, menyusun dan menyajikan materi pendidikan islam agar materi pendidikan islam tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik.

2.2.7    Struktur Ilmu Pendidikan Islam.
Struktur adalah komponen atau bagian bagian yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Ilmu pendidikan islam disebut dengan ilmu interdisipliner artinya ilmu pendidikan islam tidak berdirinya sendiri.
Objek ilmu pendidikan islam adalah pemikiran atau komponennya yang meliputi : 1) Ilmu pikir manusia dan cara berpikirnya yang melahirkan ilmu filsafat Pendidikan Islam; 2) Gejala gejala kejiwaan yang berkaitan dengan kemasyarakatan atau sosial yang melahirkan ilmu Sosiologi atau Antropologi Pendidikan Islam; 3) Perjalanan umat manusia yang melahirkan Ilmu Sejarah Pendidikan Islam; 4) Gejala- gejala kejiwaan yang bersifat abstrak yang melahirkan Ilmu Psikologi Pendidikan Islam.[15]




BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam konteks keislaman, pendidikan dapat disandarkan pada kata
tarbiyah, ta’ lim, dan ta’ dib. Tarbiyah mengandung arti mengasuh, merawat, dan sebagainya, sehingga beberapa ahli menyebutkan bahwa kata tarbiyah hanya menyentuh sisi material seseorang, belum meliputi sisi spiritualnya. Sedangkan kata ta’ lim mengandung arti pembelajaran. Kata ta’ lim lebih menunjuk kepada penekanan pada transfer ilmu pengetahuan dengan menekankan pada pengajaran yang hanya menyentuh aspek kognitif peserta didik. Sedangkan kata ta’ dib mengandung arti membimbing, dan diangggap kata ini mencakup sisi material dan spiritual seseorang, sehingga beberapa ahli menganggap bahwa kata ta’ dib lah yang peling tepat untuk mengartikan pendidikan dalam Islam.
Ilmu pendidikan Islam berisi teori-teori pendidikan berdasarkan Islam. Dengan demikian dapat pula dikatakan bahwa ilmu pendidikan Islam adalah kumpulan teori pendidikan yang didasarkan pada ajaran agama Islam yang berlandaskan Al-Qur’an, Hadits, dan akal (pemikiran) yang tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Maka teori dalam ilmu pendidikan Islam harus disertai dengan ketiga hal tersebut.

3.2 Saran
            Keterbatasan penyusun dalam menyusun makalah, membuat hal-hal yang mendetail kurang tersentuh oleh penyusu, dan yakin bahwasanya masih banyak hal-hal yang belum penyusun temukan sehingga pembahasan makalah ini menjadi kurang mendalam. Oleh karenanya penyusun menyarankan agar pembaca melebarkan wawasannya lagi tentang hal-hal yang berkenaan dengan pembahasan Ilmu Pendidikan Islam, dengan menemukan dan membaca langsung referensi-referensi yang berkaitan dengan hal tersebut.


Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010),
Dr. H. Muhammad Syaifudin, M.Ag. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam.
Ahmad Tafsir, Ilmu pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 1992)
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2013),
Deden Makbuloh, Pendidikan Islam dan Sistem Penjamin Mutu, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages - Menu